Latest Books :

PENGERTIAN, FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH



 A. PENDAHULUAN
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya … (Sulistyo Basuki, 1993 : h. 50-51). Di samping itu dalam penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional kita, di sebutkan bahwa salah satu sumber belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu satunya adalah perpustakaan.

Sebagai salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi sekolah tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sekolah maka perlu adanya suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat dan cepat sehingga fungsi perpustakaan sekolah benar-benar terwujud.

Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan sekolah yang pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana perpustakaan sekolah mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai pengetahuan dan informasi secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi managemen perpustakaan (SIM Perpus) dengan memanfaatkan komputer. Akan tetapi mampukah para pengelola perpustakaan terutama kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah mewujudkan perpustakaan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dengan menggunakan SIM Perpus ? Tulisan ini dibuat tentang bagaimana seharusnya perpustakaan sekolah dikelola tidak saja secara manual tetapi dengan menggunakan TIK. Harapannya dengan TIK di perpustakaan sekolah akan dapat lebih mempermudah dalam mengelola pespustakaan terutama dalam mengakses data dan pencarian informasi pengetahuan yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan sekolah.

B. PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Agar perpustakaan sekolah dapat berperan dan berfungsi dengan baik, perlu dikelola oleh tenaga profesional yang memang benar-benar ahli dalam bidangnya. Tenaga pengelola perpustakaan sekolah atau biasa disebut petugas perpustakaan sampai sekarang sedikit yang berlatar belakang dari bidang ilmu perpustakaan, sehingga masih harus terus mengembangkan kemampuannya dalam mengelola perpustakaan.
Ada kualifikasi yang minimal dimiliki seorang petugas perpustakaan / pustakawan antara lain :
1. Wawasan bidang keahlian perpustakaan.
2. Menguasai Organisasi tempat ia bekerja (termasuk mengetahui tujuan yang ingi dicapai oleh lembaganya ).
3. Mengikuti perkembangan informasi pengetahuan minimal bidang studi yang diajarkan di sekolah.
4. Memiliki wawasan pengetahuan yang luas untuk memupuk dan pembinaan koleksi.
5. Memiliki jiwa pendidik, supel, ramah, dan pandai berkomunikasi.
6. Bertanggungjawab dan jujur.
7. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi.
8. Aktif, lincah dan terampil dalam mencari / menyebarluaskan informasi.
9. Memiliki hubungan luas dengan penerbit, toko buku, dan lembaga terkait.
10. Aktif mengikuti kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan bidangnya.
11. Mencintai bahan pustaka dan gemar membaca.
12. Mau mengembangkan diri dan sanggup bekerja keras.

Kriteria di atas cukup berat untuk memenuhi kualifikasi seorang pengelola / pustakawan yang diinginkan. Tetapi bila dijalankan dengan rasa ikhlas dan sepenuh hati akan dapat menjadikan seorang pustakawan yang handal yang nantinya akan menggerakkan roda perpustakaan ke arah tercapainya visi dan misi perpustakaan menghadapi era globalisasi. Namun demikian, perlu disadari bahwa siap tidaknya perpustakaan sekolah memasuki era globalisasi tidak cukup diselesaikan dari segi pengelolanya / pustakawan, akan terlebih pada komponen dalam system sekolah itu sendiri. Masalah klasik yang muncul hampir di setiap perpustakaan antara lain :
1. Penyediaan dana yang tidak memadai
2. Kurangnya tenaga yang professional.
3. Kewenangan dan kepercayaan kepada Pustakawan/Petugas perpustakaan.
4. Pustakawan/petugas perpustakaan belum melaksanakan fungsinya secara optimal.
5. Belum adanya penghargaan terhadap Pustakawan.

Dalam mengelola perpustakaan sekolah kualifikasi pertama yang harus dipenuhi seorang petugas perpustakaan sekolah adalah mengetahui tata kerja perpustakaan. Ada lima macam kegiatan pokok perpustakaan menurut Sumardji, yaitu pekerjaan :
1. Pengadaan bahan koleksi,
2. Pengolahan bahan koleksi,
3. Pelayanan Sirkulasi,
4. Pelayanan Referensi,
5. Administrasi perpustakaan.

Kelima kegiatan pokok diatas apabila sudah dilaksnakanan meskipun secara manual akan membawa kearah pencapaian fungsi perpustakaan sekolah. Namun demikian sejalan dengan semakin banyaknya informasi pengetahuan di era globalisasi ini apabila masih menggunakan system manual perpustakaan akan banyak ditinggalkan penggunanya. Oleh karena itu penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan cara pemanfaatan komputar di perpustakaan akan lebih cepat dalam mengelola perpustakaan khususnya dalam pencarian literature / bahan koleksi/informasi di perpustakaan.
a. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengertian Teknologi Informasi menurut Aries Setya Nugraha ialah pengolahan dan penyebaran data dengan menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, telekomunikasi dan elektronika digital. Sedangkan komunikasi adalah kegiatan saling berbagi pendapat, informasi, dan pesan antara berbagai pihak pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Istilah yang dipakai untuk menyatakan konsep pemanfaatan Teknologi Informasi di Perpustakaan adalah Automasi Perpustakaan (Library Automation) yang mempunyai pengertian penggunaan komputer untuk mengerjakan sebagian dari rangkaian tugas / pekerjaan di perpustakaan yang sebelumnya dikerjakan secara manual.
Penggunaan komputer dalam pengelolaan perpustakaan sekolah untuk saat ini perlu, mengingat ilmu dan teknologi kian hari kian berkembang sangat pesatnya sehingga pustakawan harus bisa menerapkan tugas/pekerjaan pokok perpustakaan ke dalam bentuk file komputer. Semua data yang ada di perpustakaan dapat dimasukkan dalam komputer sehingga memudahkan dalam pengolahan maupun pelaporannya. Banyak program perpustakaan yang ditawarkan untuk mempermudah pengelolaan perpustakaan sekolah, namun demikian harus selektif dan jeli memilihnya supaya tidak menimbulkan kekecewaan dikemudian hari. Tentu saja pihak sekolah harus menyediakan dana yang besar untuk pengadaan program perpustakaan yang biasa dikenal dengan Sistem Managemen Perpustakaan (SIM Perpus).
Adapun Teknologi Informasi yang dapat digunakan di perpustakaan sekolah antara lain :

  1. Pemasukan data koleksi perpustakaan yang biasanya di sebut dengan buku induk / inventaris.
  2. Pemasukan data anggota perpustakaan dan pencetakan kartu anggota
  3. Pembuatan dan pencetakan kartu katalog, label buku dan perlengkapan buku lainnya.
  4. Peminjaman dan pengembalian buku dengan system barkode
  5. Pencarian data koleksi perpustakaan dan anggota perpustakaan.
  6. Perhitungan denda keterlambatan pengembalian pinjaman.
  7. Pelaporan data statistik perpustakaan : jumlah peminjam, jumlah buku yang dipinjam, jumlah pengunjung,jumlah koleksi perpustakaan baik pelaporan harian, bulanan, triwulan, semester maupun tahunan.
  8. Pembuatan grafik data statistik perpustakaan.


Dampak teknologi informasi secara umum terhadap kehidupan bermasyarakat antara lain meningkatkan standar dan efisiensi kehidupan. Teknologi informasi menghemat waktu, tenaga, meningkatkan hasil, pengembangan produk dan pada akhirnya menghemat biaya (Aries Setyo N, 2004 h.5).
Pendapat tersebut sejalan dengan Adib Suharto dalam materi kursus Pengantar Otomasi Perpustakaan (1997, h.3) yang menyatakan bahwa penerapan Otomasi Perpustakaan dimaksudkan untuk meningkatkan prodoktivitas dan efektivitas kegiatan rumah tangga perpustakaan dan berorientasi tidak hanya kepada kepentingan pustakawan tetapi juga kepentingan pemakai perpustakaan. Selanjutnya dia mengutip pendapat M.B. Line tentang tujuan Automasi Perpustakaan sebagai berikut:

  1. Untuk memberikan layanan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih murah.
  2. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Dari segi pengelolanya / pustakawan perannya harus dinamis, yaitu lebih tanggap dan lebih jeli dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi dari pemakai dan tidak bisa lagi bersikap pasif menunggu pemakai, tetapi secara aktif harus bisa menawarkan informasi sesuai dengan minat pemakai dan memberi kemudahan akses ke berbagai sumber informasi.

b. Administrasi Pengolahan Buku
Sebelum bahan pustaka disusun ke dalam rak buku maka perlu diadakan pengolahan. Yang dimaksud dengan pengolahan buku adalah rangkaian pekerjaan dalam mempersiapkan buku agar mudah diperoleh dan diketahui informasi yang ada di dalamnya.

Administrasi pengolahan buku terdiri dari:
1) Inventarisasi (pembuatan Buku Induk), yaitu mencatatkan ke dalam Buku Induk Perpustakaan, kekayaan koleksi dari sesuatu perpustakaan. Contoh buku induk perpustakaan:
Tgl Asal/ Sumber Jenis/ Macam Bahan Pustaka Ket
NF Fiksi Ref Majalah S. Kabar Lain-lain


Keterangan:
NF : Non Fiksi H : Hadiah
F : Fiksi Tk : Tukar menukar
R : Referensi Ktr : Keterangan
P : Pembelian

2) Cap Inventaris dan Cap Perpustakaan
Cara membubuhkan stempel
Halaman judul sebaiknya dibiarkan bersih dan tidak dibubuhi stempel.
 Stempel Inventarisasi dibubuhkan di belakang halaman judul pada tempat kosong.
 Stempel perpustakaan dicapkan di belakang kolom judul dan pada halaman kode, umpamanya setiap halaman 25.

3) Klasifikasi, Yaitu menentukan subyek yang dimiliki buku yang dinyatakan dengan notasi (angka klsifikasi). Notasi (angka klasifikasi) dicantumkan pada label buku yang ditempelkan pada punggung buku. Ini sangat penting untuk pengelompokan dan penyusunan buku di dalam rak buku agar mudah ditelusuri.
Bila perpustakaan sejak lama telah mengolah buku atau bahan pustakanya. Agar tidak terjadi duplikasi terhadap pekerjaan kalsifikasi dan katalogisasi, sebelum buku diolah terlebih dahulu diadakan verifikasi (= melihat ke Kartu Shelf-list apakah buku tersebut sudah pernah diolah). Untuk memudahkan, setiap buku yang akan diolah diberi secarik kertas yang diberi nama "T. Slip" (Temporary Slip). Bagi buku yang sudah pernah diolah, cukup dicatat pada T. Slip notasi (call Number) dan No. Induk, Bagi buku yang belum pernah diolah, T. Slip dibiarkan kosong. Buku-buku yang berbahasa Indonesia yang jumlahnya kurang dari 25.000 cukup dengan menggunakan Buku Pedoman Klasifikasi yang berjudul "pengantar Klasifikasi Perpustakaan Dewey" karangan Drs. Towa.P. Hamakonda MLS. Bila koleksi Perpustakaan Sekolah lebih dari 25.000 eks. Disarankan menggunakan Dewey Decimal Classification (DOC)

4) Mengkatalogisasi, adalah memberi informasi singkat tentang buku baik dari segi fisik dan subyeknya, yaitu pengarang, judul, edisi, imprint, kolasi dan jajakan. Data tersebut diketik pada Kartu katalog ukuran 12,5 x 7,5 cm. Kartu-kartu yang dibuat adalah : kartu Katalog Utama (Shelf-list), kartu katalog pengarang, kartu judul, dan kartu katalog subyek.

5) Label Buku dan Sampel
Sesudah katalog buku selesai dikerjakan, buku dilengkapi dengan kantong buku, label, tanggal kembali (due date). Untuk buku referensi tidak perlu dibuat kantong buku, kartu buku dan due date slip buku referensi tidak untuk dipinjamkan.

6) Filing dan Shelving
Kartu katalog pengarang, judul dan subyek difile menurut abjad. Cara filing boleh cara kamus atau cara terpisah Buku-buku yang sudah selesai diproses, disusun dalam rak buku menurut call numbernya yang dikatakan shelving.

7) Statistik Pengolahan
Untuk laporan pekerjaan pengolahan buku dibuat statistik sebagai berikut :
NO Pengarang Judul No. Induk Call Number Jumlah Ket.



C. RUANGAN PERPUSTAKAAN
Dalam perencanaan ruangan perpustakaan harus dipertimbangkan syaratsyarat fungsional yang dapat memperlancar tugas serta pemberian layanan yang lebih efektif. Menurut Nasution, dkk. Aspek penyelenggaraan perpustakaan Sekolah ditinjau dari lokasi gedung dan ruangan sekolah adalah sebagai berikut :
 Lokasi Perpustakaan Sekolah
Lokasi Perpustakaan Sekolah tidak mungkin dipisahkan dari lokasi sekolah karena Perpustakaan Sekolah adatah bagian dari kegiatan sekolah. Pemilihan lokasi sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Berada kira-kira dipertengahan dari jejeran gedung ataupun ruang sekolah sehingga mudah dicapai oleh guru dan murid.
b. Suasana tenang dan terhindar dari gangguan murid.


 Ruang Perpustakaan
Besarnya gedung Perpustakaan Sekolah tergantung dari besarnya jumlah guru dan murid yang akan mempergunakan perpustakaan.
Fungsi gedung Perpustakaan Sekolah adalah:
1. Untuk tempat menyimpan bahan pustaka/koleksi perpustakaan.
2. Untuk kegiatan layanan perpustakaan.
3. Untuk tempat petugas melaksanakan kegiatannya.
Adapun beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk ruangan perpustakaan:
1. Cahaya cukup terang, Lebih baik cahaya alam.
2. Ventilasi udara harus cukup baik.
3. Ruangan cukup luas untuk semua kegiatan yang dilakukan.
4. Layout ruangan memberi kemudahan pengawasan petugas dan arus gerakan dari pemakai perpustakaan.
5. Dekorasi ruangan sederhana tetapi memberi kesejukan pemandangan.
 Jenis dan Besarnya Ruang Perpustakaan
Perpustakaan sekolah memerlukan ruang sebagai berikut:
1. Ruang Koleksi/Ruang Baca
Ruang koleksi dan ruang baca menjadi satu. Besarnya ruangan untuk koleksi buku dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah eks. buku
Luas raungan = x 1 m2
400
Bila akan merencanakan gedung perpustakaan yang baru, maka besarnya koleksi disini adalah koleksi ditambah 50 %. Untuk ruang baca diperhitungkan harus dapat menampung 10 % dari jumlah guru, murid dan pegawai yang ada di sekolah tersebut.. Ruang baca ini terdiri dari :
a. Ruang baca
b. Ruang belajar
Ad.a. Ruang Baca dilengkapi dengan meja dan kursi.
Luasnya adalah 2/3 x 10 % x jumlah pemakai x 1,90 m2
Ad.b. Ruang Belajar dilengkapi dengan meja belajar (Study carrel).
Luasnya adalah 1/3 x 10% x jumlah pemakai x 2 m2
2. Ruang Pengolahan
Pemanfaatan ruangan ini adalah untuk petugas, bahan-bahan dan konservasi. Untuk petugas, luas ruangan adalah Jumlah Petugas x 2,5 m2. Untuk bahanbahan = 2 x ruang kerja petugas. Untuk konservasi buku-buku yang rusak cukup untuk 1 orang petugas.
3. Ruang Referensi
Besarnya ruangan ini tergantung pada besarnya ruang rujukan atau koleksi referensi dan jumlah petugas. Namun luas minimal ruangan ini adalah 15 m2.

4. Ruang Layanan Sirkulasi
Luas ruangan minimal cukup untuk meletakkan meja sirkulasi dan 2 orang petugas ± 4 m2.\
5. Ruang Alat Pandang Dengar
Tergantung dari jumlah alat pandang dengar yang ada dan sedikitnya sama luas dengan ruang baca.
6. Ruang Administrasi
Ruang ini minimal 15 m2 untuk tempat kegiatan petugas administrasi. Ruang perpustakaan sekolah yang minimal adalah :
a. Ruang koleksi/Ruang baca 105 m2
b. Ruang Pelayanan 4 m2
c. Ruang Referens 15 m2
d. Ruang A.V. 15 m2
e. Ruang administrasi 15 m2 +
150 m2
Keseluruhan ruangan-ruangan tersebut di atas cukup terdiri dari satu ruangan yang disekat/dipisahkan oleh perabot dan rak buku.
Ruangan tambahan yang diperlukan dan apabila memungkinkan adalah:
a. Gedung perpustakaan.
b. Ruang serbaguna
Kamar kecil I WC tidak perlu ada di perpustakaan karena sekolah telah memilikinya

D. PROGRAM KERJA
1. Mewujudkan perpustakaan yang representatif sebagai penyedia
informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan agama.]
2. Memberikan layanan yang ramah, tegas, tertib dan tangkas.
3. Penerapan teknologi informasi, teknologi yang pada intinya bertumpu pada konsep otomasi.
4. Menjadikan perpustakaan sebagai jantungnya pendidikan sekolah.
5. Meningkatkan kerjasama (resources sharing) dengan perpustakaan dan pusat informasi lain.
E. PERLENGKAPAN
Murid-murid di sekolah mempunyai bakat, kebutuhan, perhatian dan kemempuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu Perpustakaan Sekolah harus dapat menyajikan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan anak baik dalam bentuk tercetak maupun terekam seperti: buku, naskah, terbitan berkala, surat kabar, brosur, foto, film, pita rekaman dan lain-lain.



Koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan atas:
1. Buku-buku teks Utama
Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam melaksanakan proses Belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru.
2. Buku-buku leks pelengkap
Buku-buku leks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Buku-buku Rujukan
Termasuk ke dalam jenis buku-buku rujukan (referensi) adalah :
- Kamus - Terbitan pemerintah
- Ensiklopedia - Sumber biografis, seperti apa dan siapa (Who is Who)
- Almanak - Sumber geografi seperti atlas, globe.
- Buku tahunan - Indeks dan abstrak
- Buku petunjuk - Bibliografi
Buku rujukan dapat membantu pelajar mendapatkan informasi tentang:
a. Makna suatu istilah, data atau informasi yang ditemukan dalam buku teks atau bacaan lainnya.
b. Memperoleh pengetahuan dasar bagi suatu masalah yang sedang dibahas dalam kelas.
c. Memberi keterangan tambahan bagi guru dan murid.
d. Mencari keterangan dimana suatu informasi atau bahan dapat diperoleh.
4. Buku Fiksi (rekaan)
Buku-buku ini memuat ceritera-ceritera tentang kehidupan maupun kegiatankegiatan selama imaginatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan. Buku-buku fiksi sangat besar peranannya untuk mendorong minat baca murid.
Perpustakaan harus menjaga terciptanya perbandingan jumlah dari kedua macam koleksi ini, yaitu:
Jenjang Fiksi Non Fiksi
SMTA
SMTP
SD 25%
30%
40% 75%
70%
60%

5. Majalah dan Surat Kabar
Perpustakaan Sekolah sedikitnya harus melanggan satu Surat Kabar terbitan daerah dan satu terbitan pusat. Surat kabar memuat informasi yang paling baru dan selalu informasinya segar artinya yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Surat Kabar sangat digemari pelajar karena memuat berbagai macam informasi.
Majalah dan terbitan berkala lainnya harus benar-benar dipilih yang sesuaidengan tingkatan sekolahnya. Isi majalah penyajiannya singkat, tidak bertele-tele dan mengandung informasi yang baru. Para siswa dan guru senang membaca majalah.

6. Bahan bukan buku.
Bahan bukan buku, seperti : kaset, piringan hitam, film, slide, foto, gambar, lukisan, mikrofis, model dan lain sebagainya baik dimiliki perpustakaan sebagai alat peraga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

F. PEMELIHARAAN DAN PENEMPATAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Jemeliharaan buku dan bahan pustaka lainnya, yaitu:
 Buku kotor
 Buku rusak
 Kerusakan kecil
 Kerusakan besar
 Buku hilang
 Buku Kotor
Terhadap buku yang dikembalikan siswa dalam keadaan kotor cukup diberi peringatan agar menjaga keadaan buku.
Bila buku yang dikembalikan siswa keadaannya lebih kotor lagi umpamanya buku dicoret dan ditulisi mungkin sanksi perlu diberikan, yaitu siswa tidak diperkenankan meminjam buku dalam waktu tertentu.
 Buku Rusak
Kerusakan buK,u dapat dikelompokkan atas .
1. Kerusakan kecil, seperti .
 Buku kena air
 Halaman buku sebagian sobek
 Halaman/lembaran buku sobek atau lepas tetapi tidak hilang
 Lembaran buku lepas seluruhnya tetapi tidak hilang.
2. Kerusakan besar, seperti .
 Halaman buku hilang
 Buku terbakar atau kena air sehingga tidak bisa dipergunakan lagi.
 Kerusakan besar lainnya.
Bagi buku-buku yang mengalami kerusakan kecil pada waktu dikembalikan, Guru Pustakawan cukup memberi nasehat dan petunjuk agar selalu menjaga keselamatan buku. Bila sudah berkali-kali diberi nasehat, diberi sanksi tidak boleh meminjam buku untuk waktu tertentu.
Apabila terjadi kerusakan besar akibat kesalahan siswa, seperti buku hilang, baik dipertimbangkan untuk meminta ganti buku yang hilang tersebut dengan subyek yang sama dan dipertimbangkan pula keadaan buku yang hilang tersebut, keadaan baru atau sudah lama dipakai sehingga dapat dipertimbangkan apakah sisiswa mengganti buku dengan buku baru atau membayar berapa persen dari harga buku yang harus diganti.
Apabila buku yang hilang itu adalah buku fiksi (cerita) dapat diganti dengan judul lain dan murid dapat memilih dari judul-judul yang disediakan guru pustakawan agar si siswa tidak menggantinya dengan buku fiksi yang tidak sesuai dengan. Perpustakaan Sekolah. Bagi buku-buku yang mengalami rusak kecil atau besar perlu dicatatkan kedalam buku Administrasi Buku Rusak. Baik dipisahkan catatan kerusakan kecil dan kerusakan besar.
Contoh : Administrasi Buku Rusak Kecil
No Pengarang Judul No.Klas Jenis
Kerusakan Tanggal
Diperbaiki


Contoh: Administrasi Buku Rusak Besar
No Pengarang Judul No.Klas %
Kerusakan Pengganti
Buku/Rp


Bila pengganti adalah buku, ditulis judul buku pengganti tersebut.

G. TATA TERTIB DAN KEAMANAN
Peraturan dan tata tertib pelayanan perpustakaan harus diperbuat dengan lengkap dan jelas sehingga tidak ada keraguan bagi guru dan murid didalam memanfaatkan jasa pelayanan perpustakaan. Perlu diperhatikan bahwa peraturan dan tata tertib tersebut jangan sampai mempersulit atau memberi hambatan bagi pemakai perpustakaan. Sebaliknya harus dapat mendorong para pemakai perpustakaan mempergunakan kesempatan tersebut.
Peraturan dan tata tertib tersebut mencakup:
a) Jam buka perpustakaan
Jam buka perpustakaan perlu dipikirkan secara tepat sehinga dapat memberi waktu yang cukup banyak bagi guru dan murid mempergunakan perpustakaan. Janganlah hendaknya Perpustakaan Sekolah hanya dibuka pada jam istirahat saja.
b) Keanggotaan
Sekalipun anggota Perpustakaan Sekolah terdiri dari guru dan murid namun perlu dicantumkan didalam peraturan keanggotaan perpustakaan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota.
c) Peminjaman Buku
Peraturan dan lata tertib peminjaman perlu disusun secaa jelas, yaitu :
1. Hari-hari (waktu) peminjaman
2. Lama peminjaman
3. Jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan peminjaman
Mengenai sistem peminjaman apabila buku-buku perpustakaan telah diolah dan telah mempunyai Kartu buku dan Katalog buku, cukup dengan mempergunakan Kartu buku saja. Untuk mencatatkan peminjam dan lamanya pinjaman.
Apabila buku-buku di perpustakaan masih kecil jumlahnya atau masih berjumlah kurang dari 1500 eksemplar dan belum diolah menurut sistem yang ditentukan, sistem pencatatan peminjaman cukup dengan mempergunakan buku tulis saja dengan kolom-kolom sebagai berikut:
No Nama Murid Judul Pengarang Tanggal Kembali Ket.


H. PELAPORAN
Maju mundurnya pelayanan Perpustakaan Sekolah dapat dilihat dari data statistik dan laporan dari perpustakaan itu sendiri. Dalam kurun waktu tertentu perlu diketahui sejauh mana Perpustakaan Sekolah telah dapat melaksanakan fungsinya dan hambatan yang dialami agar dapat disusun perencanaan dan program pengembang-annya untuk periode berikutnya.Hendaknya keadaan dari sesuatu Perpustakaan Sekolah berkembang maju. Bukan tidak mungkin bahwa kelambanan perkembangan dari Perpustakaan Sekolah adalah disebabkan pendataan dan penyampaian laporan perpustakaan tidak pernah dibuat. Statistik yang harus dibuat adalah:
1. Statistik anggota
2. Statistik pengunjung perpustakaan.
3. Statistik buku yang dibaca
4. Statistik peminjaman
5. Statistik pelayanan referensi dan informasi
6. fStatistik koleksi perpustakaan
7. Statistik buku yang rusak atau hilang.














FORM-FORM ADNINISTRASI PERPUSTAKAAN

 Pembuatan Buku Induk
No.
urut
Tgl
Penerimaan
No.
Inv Judul
Pengarang Penerbit/ th. Terbit .Jumlah
Jenis Bahasa
Asal Ket
jd ek N F R ind ing dll P
H Tk



Keterangan:
NF: Non Fiksi H : Hadiah
F : Fiksi Tk : Tukar menukar
R : Referensi Ktr : Keterangan
P : Pembelian

 Administrasi Keanggotaan
a. Buku Induk Untuk Guru
No Nama Tanggal Mulai Mejnadi Anggota Keterangan


b. Buku Induk Untuk Siswa
No Nama Tanggal Mulai Mejnadi Anggota Keterangan


 Kartu Peminjaman





7,5 cm







5 cm

I. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan :
1. Perpustakaaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar di sekolah sangat perlu untuk mendapatkan dukungan/perhatian dari semua pihak terutama kepala sekolah baik dari segi dana, tenaga profesional,kewenangan dan kepercayaan penuh dari sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah akan selalu berkembang dan terwujud tugas dan fungsinya.
2. Pengelolaan perpustakan sekolah dalam era globalisasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan komputer akan lebih memudahkan dan mempercepat pekerjaan pekerjaan perpustakaan yang pada akhirnya dapat memuaskan para pemakai perpustakaan sekolah.
3. Peran Pustakawan / Petugas Perpustakaan Sekolah dalam mengembangkan perpustakaan menghadapi tantangan dalam era globalisasi harus bersedia mengembangkan diri agar mempunyai kualifikasi yang baik sehingga dapat perpustakaan sekolah dapt berperan membantu mewujudkan visi dan misi lembaganya.

J. PENUTUP
Demikianlah tulisan yang saya susun dengan menganalisa dari berbagai sumber kepustakaan yang sudah saya pelajari. Saya sadar masih banyak kekurangan dalam tulisan ini. Hal ini dikarenakan minimnya buku referensi yang saya pelajari, serta keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan dalam penyusunan berikutnya.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, seperti halnya saya tiada manusia tanpa salah. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi khususnya dan bagi khalayak pada umumnya.

















DAFTAR BACAAN

 Nugraha, Aries Setya. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga,2004.
 Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1993.
 Suharto, Adib. Pengantar Otomasi Perpustakaan : Materi Kursus Perpustakaan PSKP Soegijapranata Semarang,1997.
 Sumardji. Perpustakaan, Organisasi dan Tata Kerja. Yogyakarta: Kanisius,1991.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Perpustakaan MTsN 6 Jakarta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger